NJKP-Pengertian-Perbedaan-dan-Cara-Menghitungnya_legalitas-Qlausul

NJKP: Pengertian, Perbedaan, dan Cara Menghitungnya

Nilai jual kena pajak (NJKP) adalah aspek penting dalam dunia bisnis. Namun, mungkin tidak semua orang mengetahui apa itu NJKP dan bagaimana cara menghitungnya dengan benar. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas pengertian, jenis-jenis, kelebihan-kekurangan serta cara menghitung NJKP secara lengkap. Yuk simak artikel ini hingga selesai!

NJKPengertian-Perbedaan-dan-Cara-Menghitungnya_legalitas-QlausulP-Pengertian-Perbedaan-dan-Cara-Menghitungnya_legalitas-Qlausul

Apa itu Nilai Jual Kena Pajak?

Nilai jual kena pajak (NJKP) merupakan harga jual suatu produk atau barang yang menjadi dasar perhitungan pajak. Artinya, semakin tinggi nilai NJKP suatu produk maka semakin besar pula besaran pajak yang harus dibayarkan.

Setiap jenis barang memiliki NJKP yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristiknya masing-masing. Misalnya saja untuk kendaraan bermotor, NJKP ditetapkan oleh Ditjen Pajak dengan melihat tahun produksi dan kondisi kendaraan tersebut.

Namun perlu diingat bahwa tidak selalu harga jual suatu barang sama dengan nilai NJK nya. Sebagai contoh, jika kamu membeli mobil bekas secara tunai seharga 100 juta rupiah namun ternyata nilai akan dikoreksi oleh petugas sebagai 150 juta rupiah maka besarnya pajak yang kamu bayarkan juga akan dihitung dari angka tersebut.

Sebagai pengusaha atau pebisnis tentunya penting bagi kita untuk mengetahui apa itu NJKP agar dapat menghindari kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak serta dapat menjaga kesehatan keuangan bisnis kita.

Jenis-jenis Nilai Jual Kena Pajak

Nilai jual kena pajak (NJKP) adalah salah satu istilah yang sering muncul dalam dunia perpajakan. NJKP sendiri merupakan nilai yang digunakan sebagai dasar penghitungan pajak atas transaksi jual-beli properti.

Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa jenis NJKP:

Pertama, adalah NJKP sebelum 1 Miliar Rupiah. Jenis ini biasanya dikenakan kepada rumah dengan harga di bawah 1 Miliar Rupiah dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia.

Kedua, terdapat juga NJKP untuk Apartemen. Sesuai namanya, jenis ini khusus diberikan kepada apartemen dan memiliki nominal yang berbeda dengan NJKP sebelum 1 Miliar Rupiah. Selanjutnya adalah NJKP Tanah Kosong atau Bangunan Tak Berpenghuni. Seperti namanya, jenis ini hanya berlaku pada tanah kosong atau bangunan tak berpenghuni seperti gudang atau pabrik.

Terakhir, yaitu NJKB (Nilai Jual Kesepakatan Bersih). Beda halnya dari tiga jenis lainnya, pada kasus ini nilai tersebut ditentukan oleh para pihak dalam kontrak jual-beli properti. Nah itulah beberapa jenis-jenis dari Nilai Jual Kena Pajak (NJPK). Ketika akan melakukan transaksi jual beli properti pastikan kamu mengetahuinya agar tidak terjadi kesalahan perhitungan saat membayar pajak nantinya!

Kelebihan dan Kekurangan NJKP

Nilai jual kena pajak (NJKP) adalah harga jual dari sebuah kendaraan yang menjadi dasar perhitungan pajak kendaraan bermotor. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan NJKP.

Kelebihannya, menggunakan NJKP sebagai dasar perhitungan pajak kendaraan lebih mudah karena sudah ada nilai tetap untuk setiap jenis kendaraan. Selain itu, NJKP juga bisa digunakan sebagai acuan saat hendak membeli atau menjual mobil bekas. Karena harga mobil bekas biasanya ditentukan berdasarkan NJKP-nya.

Namun, di sisi lain terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan NJKP ini. Pertama, nilai tersebut belum tentu mencerminkan kondisi sebenarnya dari sebuah mobil secara detail seperti tahun produksi, merk dan tipe mesin yang ada pada mobil tersebut. Sehingga seringkali terjadi ketimpangan antara harga jual dengan nilai aktual pada pasar.

Kedua, selalu terjadi kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPH) atas penjualan suatu barang termasuk tanpa adanya profit oleh pihak pemilik aset hanya dikarenakan kenaikan Nilai Jual Kendaraannya (NJKP). Hal ini sangat merugikan bagi masyarakat kalangan menengah kebawah yang tidak memiliki pendapatan tinggi serta kesadaran hukum tentang perpajakan rendah.

Oleh karena itu, walaupun NJKP masih menjadi patokkan utama dalam perhitungan pajak kendaraaan bermotor namun harus tetap mengacu pada kondisi riil dari suatu kendaraaan agar hasil hitungnya sesuai dengan permintaanan masyarakat maupun pemilik kendaraan itu sendiri.

Cara Menghitung NJKP

Cara menghitung nilai jual kena pajak (NJKP)sangat penting untuk diketahui oleh semua orang yang ingin membeli atau menjual kendaraan bermotor. Sebelum mencari tahu cara menghitung NJKP, kamu harus mengetahui apa itu NJKP terlebih dahulu.

NJKP adalah nilai jual suatu kendaraan bermotor yang ditentukan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 191/PMK.010/2015 tentang Penetapan Harga Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Untuk menghitung NJKP, ada dua jenis perhitungan: pertama dengan menggunakan harga pasar dan kedua dengan menggunakan tarif pajak progresif.

Jika kamu ingin menghitung NJKP dengan menggunakan harga pasar, maka caranya adalah sebagai berikut:

1. Cari tahu harga jual mobil yang sama di pasaran.
2. Kurangi biaya-biaya tambahan seperti PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), Biaya Balik Nama (BBN), Biaya Administrasi, dll.
3. Hitung Persentase Dasar Pengenaan Pajak (PDPP) dari nilai jual mobil tersebut.
4. Gunakan PDPP beserta faktor penyesuaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam tabel tarif pajak progresif untuk mendapatkan angka NJKP.

Namun jika kamu ingin menghitung NJKP dengan menggunakan tarif pajak progresif, maka caranya adalah sebagai berikut:

1. Hitung Persentase Dasar Pengenaan Pajak (PDPP) dari harga beli mobil tersebut sesuai tabel pada PMK 191/PMK.010/2015.
2. Gunakan PDPP beserta faktor penyesuaian yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam tabel tarif pajak progresif untuk mendapatkan angka NJKP.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan ketika menghitung NJKP seperti masa pakai kendaraan bermotor, tanggal beli dan tanggal jual mobil, lokasi di mana mobil tersebut akan dijual, serta berbagai biaya tambahan lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi kamu untuk selalu memperbarui informasi tentang NJKP agar tidak kehilangan atau salah menghitung saat melakukan transaksi jual beli mobil.

Baca Juga: NJOP: Pengertian, Fungsi, Ketentuan, dan Cara Menghitungnya

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa NJKP atau Nilai Jual Kendaraan Bermotor Bekas sangat penting dalam proses jual beli mobil bekas di Indonesia. Terdapat dua jenis NJKP yaitu NJKB dan NJKW yang memiliki perbedaan pada kriteria penghitungan.

Meskipun ada kekurangan seperti adanya biaya tambahan ketika mengurus STNK, tetapi keberadaan NJKP memberikan banyak manfaat bagi pemilik kendaraan seperti memudahkan dalam menjual mobil bekas dengan harga yang sesuai serta membantu pemerintah untuk mengatur pajak kendaraan bermotor.

Untuk menghitung nilai NJKP sendiri cukup mudah dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam artikel ini. Dengan mengetahui nilai NJKP suatu kendaraan, kita bisa menentukan besaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama (BBN) ketika hendak melakukan transaksi jual beli.

Oleh karena itu, sebaiknya para pembeli maupun penjual mobil bekas harus memperhatikan secara seksama terkait perhitungan dan besaran dari nilai Jual Kendaraan Bermotor Bekas tersebut agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan transaksi jual beli. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda semua!

Author

Qlausul

Comment (1)

  1. NJOP: Pengertian, Fungsi, Ketentuan, dan Cara Menghitungnya | Qlausul
    Juli 27, 2023

    […] Baca Juga: NJKP: Pengertian, Perbedaan, dan Cara Menghitungnya […]

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Powered by Qlausa
Selamat datang di Qlausul, ada yang bisa kami bantu ?